Sukoharjo — Permasalahan kejiwaan semakin kompleks saat ini. Terlebih lagi, ketika persaingan dan tuntutan zaman semakin tinggi. Selain itu, permasalahan kejiwaan juga bisa dialami oleh siapapun, terutama remaja. Salah satu permasalahan kejiwaan yang sering dialami oleh para remaja adalah Quarter Life Crisis (QLC). QLC adalah suatu kondisi individu yang menunjukkan gejala kecemasan, tidak tenang, stres, panik, serta tidak menentu akibat tuntutan lingkungan kepadanya agar dirinya bisa segera mencapai kesuksesan. QLC biasanya dialami oleh para remaja yang beranjak dewasa dan berkisar pada tema belum selesainya kuliah, belum memperoleh pekerjaan, belum mencapai kehidupan yang mapan, perbedaan pendapat antara diri remaja dengan orang tua, serta permasalahan jodoh. Dengan kata lain, QLC merupakan kecemasan terkait sesuatu di masa depan. Oleh karena itu, pada dasarnya, QLC dapat diredam dengan berprasangka baik, baik kepada Tuhan maupun kepada manusia. Meskipun demikian, Putri Anaida Pratiwi, mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, menemukan bahwa mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta yang mengalami QLC sudah berupaya untuk husnuzan, namun tetap mengalami QLC. Atas dasar ini, Putri meneliti korelasi antara keduanya.

Penelitian tersebut dilakukan di bawah bimbingan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog. Alat ukur husnuzan yang dibuat oleh Putri menggunakan teori dari Rusydi dan alat ukur QLC menggunakan teori Robbins & Wilner. Sebelum digunakan, kedua alat ukur tersebut divalidasi oleh enam orang ahli dan diujicobakan kepada 302 mahasiswa perguruan tinggi keislaman di Jawa Tengah dan DIY (kecuali UIN Raden Mas Said Surakarta). Kemudian, penelitian Putri melibatkan 300 mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. Hasilnya, terdapat korelasi negatif antara husnuzan dan QLC. Dengan kata lain, apabila tingkat husnuzan seseorang tinggi, maka tingkat QLC seseorang tersebut rendah. Begitu pula sebaliknya.

Penelitian tersebut berhasil dipertahankan di depan dewan penguji, Dr. Zainul Abas, M.Ag. dan Vera Imanti, M.Psi., Psikolog, pada Kamis 17 Februari 2022. Oleh karena itu, Putri berhak menyandang gelar Sarjana Agama di bidang Tasawuf dan Psikoterapi serta menjadi lulusan ke-20 Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta.

(Foto: ayoksinau.com, Red: Ahmad Saifuddin)

By admintp

Laman Resmi Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *