Sukoharjo — Ahad (14/11) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan latihan bekam. Latihan bekam tersebut dilaksanakan di laboratorium Tasawuf dan Psikoterapi dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Acara tersebut merupakan program kerja dari Departemen Ke-TP-an HMPS Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Bertindak sebagai narasumber pada latihan bekam tersebut adalah Aji Gunawan (mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta semester 9) dan dihadiri oleh mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta.
Pada kesempatan tersebut, narasumber menyampaikan tentang kriteria yang perlu dimiliki oleh terapis bekam, terutama soal orientasi. Narasumber menekankan bahwa praktik bekam hendaknya tidak didasari oleh orientasi pada materi, namun pada keinginan untuk menolong orang lain mencapai kesembuhan dan kesehatan. Selain itu, narasumber juga menjelaskan tentang kriteria individu yang dapat dibekam, misalkan aspek denyut jantungnya, tekanan darahnya, kecukupan istirahatnya, serta ada atau tidak adanya penyakit bawaan. Sebagai contoh, bekam hendaknya tidak diterapkan kepada individu yang tekanan darahnya tinggi ataupun rendah karena akan berisiko buruk pada kesehatan individu. Bekam juga sebaiknya tidak diberikan kepada individu yang memiliki kelainan darah, misalkan hemofilia. Kalaupun bekam diberikan kepada individu dengan kelainan darah, maka sebaiknya dilakukan dengan sangat hati-hati. Materi lain yang dijelaskan oleh narasumber adalah tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan bekam serta tata cara bekam.
Bekam dipahami sebagai praktik pengobatan tradisional yang kental dengan nuansa ketimuran, misalkan Islam, Tiongkok, dan Korea. Terdapat kontroversi tentang keilmiahan manfaat bekam. Sebagian pendapat mengatakan bahwa bekam bukan sebagai praktik pengobatan, melainkan hanya tradisi. Bahkan, ada yang menolak bahwa bekam menjadi obat segala penyakit. Di sisi lain, terdapat berbagai penelitian yang menjelaskan tentang manfaat bekam. Misalkan, bekam dapat meningkatkan kualitas kehidupan atau quality of life, serta bekam dapat menurunkan kecemasan atau anxiety. Terdapat sejumlah teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan efek bekam, misalkan “Pain-Gate Theory”, “Diffuse Noxious Inhibitory Controls”, dan “Reflex zone theory” untuk menjelaskan pengurangan rasa sakit dan perubahan sifat biomekanik kulit; “Teori Nitric Oxide” untuk menjelaskan relaksasi otot, perubahan struktur jaringan lokal, dan peningkatan sirkulasi darah; “Activation of immune system theory” untuk menjelaskan efek imunologis dan penyesuaian hormonal; dan “Blood Detoxification Theory” untuk menjelaskan pelepasan racun.
(Foto/Red: Ahmad Saifuddin – Sekretaris Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta)