Sukoharjo — Kematian merupakan kepastian. Setiap yang bernyawa pasti mati. Meskipun, waktu kematian datang pada setiap makhluk berbeda-beda. Kematian sering dianggap sebagai sesuatu yang memunculkan kecemasan, terutama terhadap individu yang mengalami sakit. Hal ini mendorong Mohammad Zarkasi, mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, untuk menelitinya. Zarkasi meneliti dinamika kecemasan terhadap kematian pada individu yang mengalami sakit asam lambung.
Di bawah bimbingan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog, Zarkasi berhasil menyelesaikan penelitian skripsinya tersebut dengan beberapa temuan. Pertama, Zarkasi mampu menemukan aspek kecemasan terhadap kematian yang baru, yaitu berupa kecemasan terhadap kematian yang disertai hipokondria. Hipokondria merupakan kecemasan berlebih disertai dengan keyakinan bahwa salah satu bagian tubuhnya mengandung penyakit, padahal tidak ada. Individu yang mengalami sakit asam lambung yang menjadi informan penelitian Zarkasi menuturkan mereka meyakini bahwa mereka memiliki penyakit lain selain asam lambung, misalkan penyakit jantung, meskipun pemeriksaan medis tidak menyatakan hal tersebut. Selain itu, Zarkasi juga menemukan bahwa individu yang mengalami kecemasan terhadap kematian bersikap ragu terhadap masa depan. Kedua, penelitian Zarkasi juga menemukan bahwa meskipun informan masih berusia dewasa, mereka tetap mengalami kecemasan terhadap kematian. Artinya, kecemasan terhadap kematian bisa terjadi bukan hanya pada lansia yang dianggap dekat dengan kematian, namun juga dapat terjadi pada setiap orang. Selain itu, meskipun para informan memiliki sakit yang potensi sembuhnya masih tinggi, mereka tetap saja mengalami kecemasan terhadap kematian yang disebabkan oleh pola pikir mereka. Pada konteks ini, paradigma tasawuf dapat membantu mereka untuk mengubah pola pikir dan persepsinya terhadap kematian.
Penelitiannya tersebut berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji Dr. Zainul Abas, M.Ag. dan Vera Imanti, M.Psi., Psikolog pada 16 Agustus 2021. Sehingga, Zarkasi berhasil menjadi lulusan keduabelas program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta dan berhak menyandang gelar Sarjana Agama.
(Red & Foto: Ahmad Saifuddin – Sekretaris Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta)