M. Agus Wahyudi (Dosen Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta)

Dalam diri individu ada yang namanya imunitas, berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah masuknya jenis penyakit yang akan menyerang individu, salah satunya wabah Covid-19 yang sedang melanda. Dengan demikian, kondisi tubuh dengan imunitas yang rendah sangat rentan terkena wabah Covid-19, maka sangat penting meningkatkan imunitas dalam tubuh sebagai usaha pencegahan dari wabah Covid-19 dan penyakit lainnya.

Kondisi mental sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh individu. Kondisi mental seperti stress, cemas, panik, dan bahagia, dapat mempengaruhi imunitas tubuh. Kondisi mental yang “stress” akan memiliki dampak negatif bahkan melemahkan dan merusak imunitas, sedangkan kondisi mental yang “bahagia” akan berdampak positif dan dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Langkah yang diambil oleh pihak pemerintah dan beberapa ormasi (organisasi masyarakat Islam) dalam upaya mencegah wabah Covid-19, diantaranya melakukan isolasi mandiri (karantina diri) untuk memutus penyebaran wabah Covid-19 yang bisa menular karena proses interaksi antar individu. Selain itu, kita harus tetap mematuhi anjuran yang bersifat medis dan anjuran yang bersifat teologis. Seperti rajin mencuci tangan, olah raga, mengkonsumsi sayuran sampai rempah-rempah, dan jangan lupa tetap berdo’a dan bertawaqal.

Dampak dari isolasi mandiri (karantina diri) sagat variatif, ada yang melakukan karantina diri dengan perasaan senang-bahagia, namun juga ada yang merasakan beban psikis  (stress) ketika melakukan karantina diri. Sebagaimana keluhan dari sebagian kecil yang dialami oleh mahasiswa IAIN Surakarta ketika mengalami kuliah daring (online). Diluar ekspektasi meraka (mahasiswa) yang menganggap kuliah online akan lebih santai dan menyenangkan, namun realitanya mereka malah mendapatkan beban psikis karena faktor pemberian tugas yang diberikan oleh beberapa dosen yang dinilainya cukup berat sehingga sedikit diantara mereka mengalami tingkat stres.

Formula Bahagia

Selain itu, masyarakat umum dan salah satunya saya sendiri juga merasakan dampak psikologis ketika melakukan isolasi mandiri (karantini diri). Aktifitas di dalam rumah dan berkurangnya aktifitas di luar rumah membuat kita memiliki perasaan jenuh bahkan stress. Sedangkan stress dapat menurunkan imunitas tubuh, dan memiliki potensi kita mudah terserang oleh penyakit.

Pertanyaannya, apakah kita tetap bisa merasa bahagia saat melakukan isolasi mandiri (karantina diri) dalam menghadapi wabah Covid-19?. Jawabannya: Kita Bisa. Lalu bagaimana?

Dalam ilmu psikologi, Diener (2009) mengungkapkan, frekuensi rasa senang lebih berperan  pada kebahagiaan daripada intensitas rasa senang itu sendiri. Oleh karena itu, memikirkan hal kecil dan sederhana yang membuat kita merasa senang dengan frekuensi tinggi, jauh lebih baik daripada kita memikirkan sesuatu yang besar dan bermakna untuk kebahagiaan.

Ketika sedang melakukan isolasi mandiri (karantina diri) kita harus tetap bahagia dengan cara melakukan kegiatan sederhana yang kita senangi (kecuali, kegiatan yang bertentangan dengan anjuran medis dan teologis). Misal, jika Anda merasa senang ketika nonton sepakbola dan MotoGP, Anda bisa menontonnya melalui handphone sendiri. Apabila senang membaca buku, maka membacalah, apabila merasa senang ketika sedang menulis, maka menulislah.

Apabila merasa senang membereskan barang di rumah yang berantakan, maka bereskan dan bersihkan. Apabila merasa tidak senang ketika melihat motor anda kotor, maka bersihkan dengan mencucinya sendiri. Jika anda memiliki binatang kesayangan, misal kucing, maka bermainlah bersamanya (seusai main jangan lupa cuci tangan). Jika senang mendengarkan musik, maka dengarkanlah. Apabila merasa senang dan tenang ketika beribadah, maka silahkan beribadah (tidak harus berjamaah).

Kesimpulannya, lakukanlah aktifitas-aktifitas sederhana yang membuat Anda senang, karena aktifitas yang Anda lakukan dengan rasa senang  akan menyumbang perasaan bahagia dalam diri Anda secara menyeluruh. Sekali lagi, perasaan bahagia akan meningkatkan imunitas tubuh, dan imunitas yang tinggi akan mencegah serangan penyakit seperti wabah Covid-19. Wallahu a’lam.

By admintp

Laman Resmi Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *