Sukoharjo — Mahasiswa merupakan generasi penerus perjuangan para pahlawan. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut belajar banyak hal. Selain belajar di ruang kuliah, mahasiswa didorong untuk belajar melalui organisasi yang ada di perguruan tinggi, baik organisasi ekstra maupun intra kampus. Dalam berorganisasi, mahasiswa juga sebaiknya memiliki modalitas berupa kepercayaan diri dan berpikir kritis. Berdasarkan berbagai penelitian, kedua hal tersebut selalu berkorelasi positif. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, keduanya tidak berkorelasi. Fenomena ini yang kemudian mendorong Yulli Sinta Dewi, mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta, untuk meneliti kembali kedua hal tersebut.
Yulli melakukan penelitian terkait korelasi antara kepercayaan diri dengan berpikir kritis pada mahasiswa ekstra kampus di UIN Raden Mas Said Surakarta di bawah bimbingan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog. Penelitiannya melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra kampus di lingkungan UIN Raden Mas Said Surakarta, misalkan PMII, HMI, IMM, KAMMI, dan GMNI. Berdasarkan hasil pengumpulan dan penghitungan data, diperoleh bahwa terdapat korelasi positif antara kepercayaan diri dengan berpikir kritis pada mahasiswa ekstra kampus di UIN Raden Mas Said Surakarta. Artinya, semakin tinggi kepercayaan diri individu, maka semakin tinggi pula tingkat berpikir kritisnya. Begitu juga sebaliknya.
Penelitiannya tersebut berhasil dipertahankan dan dipertanggungjawabkan di depan dewan penguji, Siti Fathonah, S.Th.I., M.A. dan Lintang Seira Putri, S.Psi., M.A., pada Jumat (20/05). Keberhasilannya tersebut membawa Yulli menjadi lulusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta yang ke-23 dan berhak menyandang gelar Sarjana Agama di bidang tasawuf dan psikoterapi.
(Foto: www.thoughtco.com, Red: Ahmad Saifuddin)