Sukoharjo — Ahad (17/10), program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta kembali melaksanakan latihan tari sufi. Kali ini, latihan tari sufi memasuki putaran ketiga. Latihan tari sufi ini merupakan salah satu program kerja Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta Departemen Ke-TP-an tahun 2021. Pada dasarnya, latihan tari sufi ini merupakan program rutin. Terlebih lagi, tari sufi menjadi ciri khas dari program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. Akan tetapi, ketika pandemi Covid-19 memburuk beberapa bulan lalu sehingga pemerintah memberlakukan PPKM level 4 sampai level 5, maka kegiatan latihan tari sufi ditiadakan. Ketika PPKM turun menjadi level 3 dan level 2 beberapa waktu terakhir, maka latihan tari sufi kembali diadakan.
Pada hari tersebut, latihan tari sufi diadakan di laboratorium Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta mulai pukul 13.00 WIB. Terlebih lagi, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta telah melakukan berbagai restrukturisasi dan renovasi laboratorium untuk masing-masing program studi, sehingga kegiatan tari sufi bukan hanya sebatas melaksanakan program kerja dan mempertahankan ciri khas Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, namun juga sebagai upaya untuk menghidupkan aktivitas laboratorium dengan berbagai perlengkapannya.
Seperti biasanya, latihan tari sufi dimentori oleh Nitia Wahid Siti Syamsiyah (mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi angkatan tahun 2017 dan sudah lulus) serta Dicka Rahma Dwi Saputra (mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi angkatan tahun 2021). Nitia dan Dicka memiliki sanad tari sufi langsung kepada KH. Drs. Mohammad Ali Shodiqin, lebih akrab disapa dengan Gus Ali Gondrong, pengasuh pondok pesantren Roudlotun Ni’mah Semarang dan pengasuh komunitas Manunggaling Ati Lan Fikiran Ing Dalem Shalawat atau sering disingkat dengan Mafia Shalawat. Pada kesempatan kali ini, Nitia mendorong peserta latihan tari sufi untuk berlatih konsentrasi ketika berputar dalam tari sufi, sehingga tidak mengalami pusing, namun justru mengalami kondisi trance.
(Foto dan Red: Ahmad Saifuddin – Sekretaris Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta)