Sukoharjo—Kamis (18/06) program studi Tasawuf dan Psikoterapi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengadakan pengabdian kepada masyarakat. Pada dasarnya, agenda pengabdian kepada masyarakat ini rutin diadakan setiap tahun. Akan tetapi, pengabdian kali ini berbeda dengan pengabdian yang telah diadakan sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada kondisi yang terjadi, yaitu pengabdian dilakukan di tengah masih merebaknya virus Covid-19. Oleh karena itu, tema yang diangkat pada pengabdian tersebut adalah “Peran Nilai Tasawuf Dalam Menyembuhkan Gangguan Kejiwaan Akibat Pandemi Covid-19”. Acara pengabdian tersebut diadakan di Sanggrahan Grogol Sukoharjo Jawa Tengah. Tempat tersebut dipilih karena termasuk salah satu kawasan zona merah.
Materi pengabdian dibawakan oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog dan Lintang Seira Putri, M.A. yang merupakan dosen program studi Tasawuf dan Psikoterapi. Meskipun acara berlangsung dengan pembatasan jumlah peserta – yaitu sebanyak 10 orang – dan harus mengikuti protokol kesehatan, acara tetap berlangsung optimal. Lintang Seira Putri, M.A. menjelaskan kepada peserta pengabdian bahwa perlu memahami virus Covid-19 secara tepat agar tidak memunculkan reaksi atau respons yang maladaptif. Hal ini disebabkan ketidakpahaman atau pemahaman yang kurang tepat terhadap virus Covid-19 justru akan memunculkan permasalahan baru, salah satunya adalah kecemasan, kepanikan, dan perilaku yang kurang adaptif dalam menghadapi virus Covid-19. Selain itu, Lintang juga menjelaskan bahwa virus Covid-19 telah memunculkan dampak di berbagai aspek, mulai dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan, agama, sampai dengan politik. Oleh karena itu, perlu sinergita semua pihak untuk memutus transmisi Covid-19. Adapun Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa untuk mencegah berbagai permasalahan kejiwaan akibat virus Covid-19, maka masyarakat dapat mengimplementasikan nilai-nilai tasawuf. Misalkan, nilai zuhud. Zuhud merupakan sikap tidak tergantung pada duniawi. Ketika virus Covid-19 melanda, maka zuhud dapat membantu individu untuk melepaskan berbagai kepentingan duniawi akibat pembatasan yang harus dilakukan. Nilai tasawuf yang juga dapat membantu masyarakat terhindar dari gangguan kejiwaan dalam masa pandemi adalah tawakal, yaitu pasrah kepada Tuhan. Pasrah bukan berarti tanpa upaya. Pasrah adalah menggantungkan hasil kepada Tuhan setelah berupaya. Dalam konteks masa pandemi Covid-19, masyarakat hendaknya berupaya untuk memutus transmisi virus Covid-19 yaitu dengan menjalankan protokol kesehatan, meningkatkan hidup sehat, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak. Setelah berupaya, maka hasilnya digantungkan kepada Tuhan agar tidak terbebani dalam memikirkan hasil, sehingga terhindar dari tekanan dan stres. Begitu nilai qana’ah yang berarti menerima apa adanya, saat ini masyarakat sedang diuji dengan virus Covid-19, maka hendaknya menerimanya dan meresponsnya dengan tepat. Selain itu, ketika masyarakat diminta tinggal di rumah, pada dasarnya sedang menjalankan praktik tasawuf yang berupa khalwat. Selama berkhalwat tinggal di rumah, maka dapat mengevaluasi diri sehingga bermanfaat untuk pengembangan diri serta menjalankan aktivitas lain yang tidak dapat dilakukan jika tidak tinggal di rumah. Adapun untuk mengatasi kebosanan, maka masyarakat dapat bermeditasi sambil berzikir dan berdoa sehingga mengembangkan prasangka baik kepada Tuhan agar virus Covid-19 dapat segera mereda dan mengembangkan semangat. Terakhir, tasawuf juga mengajar berpikir proposional dan bersikap bijak sehingga tidak terburu-buru atau sepotong-potong dalam menyimpulkan. Dengan demikian, tidak akan melahirkan sikap menganggap bahwa virus Covid-19 adalah hukuman bagi kaum tertentu karena pada dasarnya virus ini menyerang seluruh umat manusia dari berbagai agama dan golongan, serta tidak akan menyalahkan kelompok lain dan menganggap diri paling benar dalam menyikapi Covid-19. (AS)