Sukoharjo — Komunitas Tari Sufi Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi (Kotamasa’i) UIN Raden Mas Said Surakarta berkolaborasi dengan Hadrah JQH Al Wustha UIN Raden Mas Said Surakarta sukses memeriahkan acara Semarak Iftar Ramadan. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo pada Sabtu 1 Maret 2025 pukul 15.30 WIB sampai menjelang waktu berbuka puasa. Kotamasa’i menampilkan tari sufi dengan lima penari, empat di antaranya adalah mahasiswa dan alumni Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, yaitu Nitia Wahid Siti Syamsiyah, Muhammad Sirodjudin Zuhdi, Vita Veronicka, dan Shofiyatu Zahra. Adapun satu penari berasal dari luar mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, yaitu Lutfi B. Tsani.

Acara ini bertujuan untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan dengan menghadirkan tari sufi sebagai ekspresi spiritual sekaligus memperdalam makna zikir dan ibadah melalui seni gerak. Selain itu, penampilan tari sufi tersebut juga sebagai wujud penyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa tari sufi bukan sekadar seni, tetapi menjadi salah satu metode berzikir. Penampilan para penari sufi ini memukau banyak perhatian, mulai dari masyarakat sampai dengan para pengurus masjid dan beberapa syekh dari Uni Emira Arab.

Para penari dari Kotamasa’i menampilkan whirling dance yang mencerminkan perjalanan menuju kesadaran ilahi, sementara Hadrah JQH Al Wustha UIN Raden Mas Said Surakarta mengiringi tari sufi dengan lantunan kasidah dan selawat yang memperkuat nuansa spiritual. Salah satu penari sufi, Vita Veronicka, membagikan cerita tentang pengalamannya. “Menari di pelataran Masjid Raya Sheikh Zayed dengan iringan kasidah membawa ketenangan dan menjadikan kita lebih dekat kepada Tuhan. Tarian ini tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi ibadah dalam bentuk seni yang bisa menggetarkan hati,” ungkapnya. Antusiasme tinggi dari peserta dan pengunjung di Masjid Raya Sheikh Zayed diharapkan dapat menjadi awal dari kolaborasi antara komunitas spiritual dan seni Islam yang semakin banyak di masa mendatang. Selain itu, diharapkan juga menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui seni, zikir, dan refleksi spiritual.

(Red & Foto: Muhammad Sirojuddin Zuhdi, Ed: Ayatullah Kutub Hardew)