Sukoharjo — Kecemasan merupakan dinamika psikologis yang sering dialami oleh setiap orang dalam berbagai konteks, salah satunya adalah remaja dan mahasiswa. Remaja atau mahasiswa sering mengalami kecemasan karena tuntutan akademik dan masa depan. Jika kecemasan ini tidak dikendalikan, maka dikhawatirkan bisa menyebabkan gangguan lebih kronis. Atas dasar ini, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan “Workshop Sufi Healing Terapi Pernapasan: Menemukan Ketenangan Di Tengah Kecemasan”.

Workshop tersebut diadakan pada Selasa (18/01) bertempat di aula gedung SBSN UIN Raden Mas Said Surakarta lantai 1. Bertindak selaku narasumber pada workshop tersebut adalah Dika Duwiyanto, S.Ag., M.Psi., Pr. Tas. (Ketua DPP Perkumpulan Pemerhati dan Praktisi Tasawuf Indonesia). Acara workshop ini juga dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai program studi. Di awal pemaparan, Dika menjelaskan bahwa terapi pernapasan ini bukan terapi pengganti medis, artinya ketika seseorang mengalami gangguan fisik maupun psikis dan melibatkan terapi farmakologi/obat-obatan, maka seseorang tersebut tetap harus mengonsumsi obat tersebut. Terapi pernapasan berperan sebagai terapi pelengkap atau pendukung. Namun, dalam konteks kecemasan biasa atau gangguan psikologis yang ringan, maka terapi pernapasan bisa berfungsi sebagai terapi utama.

Dika kemudian menjelaskan tentang teknik pernapasan yang menyehatkan yang kemudian disebut dengan prinsip dasar napas pulih, yaitu dengan cara bernapas sedikit/hemat dengan volume yang cukup, ritme pernapasan yang stabil dan tenang, serta bernapas mencapai diafragma, hanya bernapas dengan dada. Salah satu ciri pernapasan pulih ini adalah ketika bernapas, maka yang mengembang adalah perut (karena melibatkan diafragma), bukan dada dan pundak.

Ketiga prinsip pernapasan itu dilakukan dengan metode 4-6, yaitu menarik napas selama empat detik dan kemudian menghembuskannya selama enam detik. Metode ini dilakukan minimal sekitar 10 menit dan rutin untuk mendapatkan efek yang signifikan. Metode pernapasan semacam ini akan lebih optimal lagi jika diintegrasikan dengan zikir, yaitu bernapas sambil berzikir. Berzikir ini akan membantu seseorang lebih mindful sehingga semakin berdampak pada penurunan kecemasan dan peningkatan ketenangan.

Setelah sesi pemaparan materi, dilanjutkan sesi roleplay. Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa di dalam praktik terapi pernapasan. Dengan demikian, selepas workshop mahasiswa bukan hanya paham, tetapi juga mampu mengimplementasikannya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, acara tersebut ditutup dengan sesi tanya-jawab. Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB tersebut berakhir pada pukul 12.00 WIB.

(Red & Ed: Ayatullah Kutub, Vita, Foto: HMPS)

By admintp

Laman Resmi Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *