Sukoharjo — Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib di dalam UIN Raden Mas Said Surakarta yang bertujuan meningkatkan pengalaman kerja dan praktik keilmuan mahasiswa dalam konteks kehidupan sehari-hari, salah satunya di program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. Pada program studi Tasawuf dan Psikoterapi, PPL dilaksanakan pada semester 7. Guna mempersiapkan PPL tersebut, program studi Tasawuf dan Psikoterapi mengadakan pembekalan yang dilaksanakan pada Jumat (08/08) di aula lantai 2 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta.
Pembekalan PPL tersebut diikuti oleh 44 mahasiswa semester 7 (angkatan 2022) Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Selain itu, pembekalan PPL program studi Tasawuf dan Psikoterapi juga dihadiri oleh Dr. H. Kholilurrohman, M.Si. (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah); Dr. Retno Pangestuti, M.Psi., Psikolog (Ketua Jurusan Psikologi dan Psikoterapi); Lintang Seira Putri, S.Psi., M.A. (Sekretaris Jurusan Psikologi dan Psikoterapi); Ayatullah Kutub Hardew, M.Psi., Psikolog (Koordinator Tasawuf dan Psikoterapi); Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog (dosen Tasawuf dan Psikoterapi); Yesi Ihdina Fityatal Hasanah, S.Si., M.Farm. (dosen Tasawuf dan Psikoterapi); dan Fian Rizkyan Surya Pambuka, S.Ag., M.Psi. (lulusan Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016). Bertindak selaku narasumber adalah Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog (Dekan Fakultas Psikologi UMS 2025-2029).
Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, Ayatullah Kutub Hardew, M.Psi., Psikolog, meminta para mahasiswa untuk mencermati alur PPL dan melaksanakan PPL dengan baik karena PPL merupakan salah satu kesempatan penting untuk mempraktikkan ilmu didapatkan di ruang kelas pada konteks realitas. Dengan menjalani PPL, mahasiswa diharapkan memiliki keterampilan yang matang selain pengetahuan yang mapan.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. H. Kholilurrohman, M.Si., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. PPL merupakan kegiatan kuliah untuk meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan program studi, baik soft skill maupun hard skill. Misalkan, bagaimana menjadikan salat sebagai terapi, bagaimana menjadikan Al Quran sebagai terapi. Modalitas penting untuk melakukan terapi adalah kualitas mahasiswa sebagai terapis. Selain itu, keterampilan bahasa asing juga penting untuk dikuasai oleh mahasiswa. Mahasiswa juga diharapkan mengerjakan output PPL dengan baik.

PPL sebagai Kesempatan Membantu Individu Mencapai Kesehatan Mental dan Spiritual
Dalam materinya, Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog menjelaskan tentang alur penanganan masalah individu dan masalah kelompok. Penanganan masalah perlu sistematika agar lebih terarah dan fokus. Langkah pertama adalah asesmen kebutuhan yang meliputi analisis situasi, penggalian data awal, penyusunan rumusan masalah dan tujuan penanganan. Langkah awal ini perlu memahami pasien/klien. Pemahaman terhadap pasien/klien ini bisa meliputi pemahaman kondisi pribadi pasien/klien maupun pemahaman terhadap gangguan yang dialami oleh pasien/klien.
Setelah menegakkan diagnosis, maka perlu mengkaji literatur untuk menemukan metode dan perspektif terapi yang tepat. Setelah memilih terapi yang tepat berdasarkan hasil penelitian, maka perlu menyusun rancangan dan pelaksanaan penanganan. Langkah terakhir adalah membandingkan kondisi pasien sebelum dan sesudah diberikan terapi untuk mengukur efektivitas terapi yang diberikan.

Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog juga menyampaikan tentang pentingnya berserah diri dalam mencapai kesehatan mental. Oleh karena itu, nilai ini perlu diinternalisasikan oleh para mahasiswa ketika PPL terhadap para pasien/klien. Dalam Islam, keyakinan untuk berserah diri kepada Allah SWT akan menjadikan kondisi mental lebih kuat. Berserah diri juga bisa mengurangi beban mental sehingga mengurangi kerentanan terhadap gangguan psikologis. Berserah diri dapat memengaruhi kondisi pikiran. Psikoterapi islami memiliki ciri khas bukan hanya menangani masalah, tetapi juga membawa klien/pasien pada kedekatan dengan Allah SWT sehingga akan memperkuat kondisi mental klien/pasien. Bekal spiritualitas dan religiositas ini bisa menjadi faktor protektif bagi individu ke depan. Terdapat banyak jenis terapi yang bisa digunakan oleh mahasiswa selama PPL untuk membantu individu mencapai kesehatan, misalkan terapi salat, terapi zikir, terapi Al Quran, terapi self talk, terapi reprograming/afirmasi positif, terapi doa, terapi islamic mindfulness, dan islamic hypnotherapy.
Banyak hal yang mendukung keberhasilan terapi. Selain keterampilan mahasiswa dalam memberikan terapi, sikap mahasiswa dalam memberikan pelayanan juga penting. Oleh karena itu, Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog menyampaikan tentang pentingnya Salam, Sapa, Senyum (3S) dalam memberikan layanan terapi agar klien/pasien merasa nyaman dan merasa diterima. Pada akhirnya, PPL ini menjadi kesempatan mahasiswa untuk membantu individu dalam mencapai kesehatan.
(Red & Ed: AK Hardew, Foto: Temy)
