Sukoharjo — Senin (29/07) Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta menjadi tuan rumah diskusi dan sharing session kurikulum Tasawuf dan Psikoterapi nasional. Acara ini diadakan secara daring sebagai wujud kerja sama antara Pimpinan Pusat Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia (Kotaterapi) dengan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB dan selesai pada pukul 12.00 WIB.
Acara dibuka dengan sambutan dari berbagai pihak, mulai Koordinator Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta, sampai dengan Pimpinan Pusat Kotaterapi. Semuanya sepakat bahwa acara ini menjadi perantara dan upaya bagi Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia untuk menemukan body of knowledge dan struktur kurikulum inti yang seragam.
Pada kesempatan tersebut, selain menjadi tuan rumah dan penyelenggara, Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta juga menjadi salah satu narasumber di samping UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan IAIN Kediri. Acara tersebut dipandu oleh Lintang Seira Putri, S.Psi., M.A. (Sekretaris Jurusan Psikologi dan Psikoterapi serta dosen Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta) dan Ahmad Saifuddin menjadi narasumber mewakili Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Pada awalnya, Ahmad Saifuddin menyampaikan tentang profil lulusan Tasawuf dan Psikoterapi, yaitu asisten psikoterapis sufistik; asisten penyehat tradisional, pembimbing kerohanian, serta pendidik di bidang akhlak dan tasawuf/anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan profil lulusan tersebut, diturunkan menjadi keterampilan apa saja yang dibutuhkan. Atas dasar ini, maka menurut Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, mahasiswa memerlukan keterampilan di tiga bidang, yaitu tasawuf sebagai inti dan pondasi, serta bidang psikologi/psikoterapi dan medis/kedokteran. Oleh karena itu, struktur mata kuliah Tasawuf dan Psikoterapi di UIN Raden Mas Said Surakarta berasal dari tiga bidang tersebut. Ahmad Saifuddin juga menyampaikan ciri khas penelitian skripsi mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, yaitu wajib menggunakan konsep dan teori tasawuf baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep tasawuf dan mampu membumikan tasawuf sebagai metode terapi, baik secara murni maupun secara integratif dengan keilmuan psikologi dan medis. Selain itu, ke depan Ahmad Saifuddin kembali mengusulkan agar Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia mengupayakan pendirian pendidikan profesi Tasawuf dan Psikoterapi.
(Red & Foto: Saif)