Boyolali — Rabu (22/05) program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Implementasi Tasawuf Dalam Menangani Permasalahan Remaja” bertempat di MA Nurul Islam Ngesrep Ngemplak Boyolali. Pengabdian tersebut dibawakan oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog dan Dr. Zainul Abas, M.Ag. beserta beberapa mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta (Muhammad Eri Erdetya, Arista Dwi Utami, Muhammad Sirojuddin Zuhdi, dan Bela Ashari) dan diikuti oleh 30 siswa-siswi. Tema pengabdian tersebut dirumuskan atas dasar banyaknya remaja mengalami permasalahan mental sehingga perlu penguatan kesehatan mental.
Di awal acara pengabdian, terdapat sambutan dari Kepala MA Nurul Islam, Siti Khoiriyah, S.I.P, S.Pd.I. Dalam sambutannya, Siti Khoiriyah berharap pengabdian yang dilaksanakan oleh para dosen Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta bermanfaat bagi para siswa-siswi. Acara selanjutnya adalah penampilan tari sufi yang dibawakan oleh Muhammad Sirojuddin Zuhdi selaku mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said. Setelah melakukan tari sufi, mahasiswa yang akrab disapa Siroj tersebut menjelaskan tentang pengalaman yang dirasakan selama melakukan tari sufi. Beberapa siswa menanyakan tentang efek tari sufi terhadap kondisi mental yang kemudian dijawab oleh Siroj.
Setelah penampilan tari sufi dari Siroj, acara pengabdian kepada masyarakat disampaikan oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog dalam bentuk psikoedukasi. Dosen yang akrab disapa dengan Saif tersebut pada awalnya menyampaikan definisi kesehatan mental dan ciri-ciri orang mentalnya sehat. Setelah itu, Saif menjelaskan tentang definisi gangguan mental, ciri, dan faktor penyebabnya. Dalam menjelaskan tentang gangguan mental, Saif menekankan pentingnya kesadaran diri dan kepekaan agar mampu mengenali tanda gangguan, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Kesadaran ini penting sebagai langkah awal untuk mengatasi dan menyelesaikan gangguan tersebut. Di sisi lain, Saif juga menekankan pada para siswa-siswi agar tidak melakukan self-diagnosis. Jika seseorang merasakan gejala yang tidak normal di dalam dirinya, maka sebaiknya datang ke psikolog agar didiagnosis dengan serangkaian alat tes.
Setelah menjelaskan tentang kesehatan mental dan gangguan mental, Saif menjelaskan tentang pembumian konsep-konsep tasawuf dalam menyelesaikan permasalahan mental. Misalkan, bagaimana sikap qana’ah, tawakal, zuhud, dan bersyukur dapat menghindarkan seseorang dari potensi terhadinya kecemasan, stres, dan gangguan mental lainnya. Tari sufi pun juga bisa menjadi salah satu strategi untuk meminimalisasi terjadinya potensi gangguan mental. Hal ini disebabkan tari sufi membawa seseorang penari untuk mengingat Tuhan. Ketika seseorang mengingat Tuhan, maka keyakinan dan pikiran positifnya semakin besar. Ketika keyakinan dan pikirannya positif, maka seseorang akan berpotensi kecil mengalami kecemasan, stres, sedih, dan gangguan lainnya. Tari sufi juga memperbesar kepasrahan seseorang kepada Tuhan sehingga beban kejiwaannya akan berkurang. Di sisi lain, tari sufi bisa menjadi sarana untuk melampiaskan energi negatif ketika mengalami permasalahan yang kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk kegiatan yang positif. Dalam konteks yang lebih luas, potensi yang dimiliki setiap orang pada dasarnya bisa memperkecil peluang terjadinya gangguan mental. Misalkan, bagi orang yang memiliki potensi di bidang musik, maka kesedihan dan kecemasannya bisa dilampiaskan ke dalam bermusik dan menciptakan lagu. Maka dari itu, menemukan potensi menjadi kunci penting dari kesehatan mental.
Di akhir sesi, terjadi tanya jawab antara para siswa-siwi dengan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog selaku narasumber seputar kesehatan mental dan gangguan mental. Setelah sesi tanya jawab selesai, acara pengabdian kepada masyarakat yang dimulai pada pukul 09.00 WIB ditutup pada pukul 11.30 WIB.
(Red: Ahmad Saifuddin, Foto: Erdetya, Arista)