Sukoharjo — Sabtu (16/03) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta kembali mengadakan kelas penelitian. Pada putaran keempat yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi ini, kelas penelitian tersebut fokus membahas metode penelitian kuantitatif. Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Ahmad Saifuddin (dosen Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta).
Di awal pembahasan, dosen yang akrab disapa dengan Saif tersebut menjelaskan untuk tidak membanding-bandingkan antara kuantitatif dengan kualitatif karena keduanya berangkat dari filosofi yang berbeda dan bergerak ke arah yang berbeda. Ini artinya, penting bagi mahasiswa untuk karakteristik keduanya agar mahasiswa dapat memilih metode penelitian yang tepat dalam konteks tujuan penelitian yang hendak dicapai. Saif kemudian melanjutkan pembahasan tentang definisi dan karakteristik metode penelitian kuantitatif. Berikutnya, Saif menjelaskan tentang prosedur awal dalam melakukan penelitian kuantitatif. Para mahasiswa didorong untuk menguasai banyak literatur sebagai modalitasnya dalam menyusun das sollen. Ketika mahasiswa mampu menguasai literatur dan kerangka teoritis yang kuat, maka mahasiswa akan mudah menemukan fenomena yang berjalan tidak semestinya yang kemudian bisa dianggap sebagai dais sain. Penemuan fenomena ini hendaknya diawali dengan penggalian data awal/prapenelitian dengan berbagai teknik, misalkan pengamatan, wawancara, angkat, atau focus group discussion. Ketika pemahaman mahasiswa terhadap kerangka teoritis yang kuat dan penemuan fenomena yang tidak berjalan semestinya juga didasarkan pada data awal yang kuat, maka mahasiswa akan dapat merumuskan kesenjangan penelitian dengan baik. Di sisi lain, kesenjangan penelitian juga bisa disusun dengan membahas berbagai hasil penelitian terdahulu yang hasilnya saling bertolakbelakang. Kesenjangan penelitian juga memiliki bentuk lain, misalkan knowledge gap, population gap, evidence gap, dan kesenjangan lainnya. Setelah berhasil menyusun kesenjangan penelitian, mahasiswa dapat merumuskan masalah dan menyusun tujuan penelitian dengan spesifik. Adapun rumusan masalah dan tujuan penelitian ini akan berimbas pada metode penelitian yang dipilih.
Memasuki bagian selanjutnya dari penelitian kuantitatif, Saif menekankan pentingnya kebaruan penelitian. Dalam menemukan kebaruan penelitian, mahasiswa didorong untuk melakukan literature review terhadap penelitian terdahulu yang relevan. Adapun di sisi landasan teori, mahasiswa juga perlu menguasai beberapa macam teori karena berguna untuk membuat definisi operasional, menyusun instrumen pengukuran, menentukan karakteristik inklusif populasi dan sampel penelitian; serta membahas hasil penelitian. Dalam konteks penelitian kuantitatif, mahasiswa juga perlu memahami tentang jenis-jenis hipotesis karena perumusan hipotesis ditentukan dari tujuan penelitian dan jenis penelitian.
Saif juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk menguasai metode penelitian kuantatif ketika menjalankan penelitian kuantitatif. Hal ini disebabkan penelitian kuantitatif memiliki prosedur yang rigid. Ini artinya, apabila mahasiswa salah dalam menjalani prosedur tersebut, bisa berakibat pada rendahnya validitas internal penelitian. Misalkan, mahasiswa perlu menguasai tahapan dalam menyusun instrumen pengukuran sampai pada ujicoba instrumen pengukuran. Mahasiswa juga perlu menguasai teknik analisis data hasil ujicoba instrumen pengukuran (uji validitas, uji daya beda item, dan uji reliabilitas); memahami cara menentukan kriteria inklusif populasi dan sampel penelitian yang harus didasarkan pada teori agar variabel bias menjadi minim; dan memahami teknik analisis data hasil penelitian kuantitatif. Saif menjelaskan bahwa mahasiswa tidak perlu takut dalam menganalisis data karena saat ini sudah banyak perangkat lunak/aplikasi yang memudahkan dalam menghitung hasil penelitian. Poin pentingnya adalah mahasiswa perlu memahami prinsip dari setiap teknik analisis data dan tujuan penelitian sehingga mahasiswa dapat memilih teknik analisis data yang tepat. Di setiap bagian materi, Saif juga memberikan contoh kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan penelitian kuantitatif agar mahasiswa tidak rentan melakukannya. Di bagian akhir, Saif mendorong para mahasiswa untuk mengikuti perkembangan penelitian kuantitatif, terutama perkembangan perangkat lunak dan teknik analisis data, agar teknik analisis data yang digunakannya bisa mengikuti perkembangan tersebut.
Seiring terlaksanakan kelas penelitian kuantitatif ini, maka kelas penelitian yang direncakan oleh HMPS Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta tinggal menyisakan dua pertemuan lagi. Pertemuan kelima membahas tentang metode penelitian eksperimen dan pertemuan keenam membahas etika penelitian.
(Red/Ed: Ahmad Saifuddin, Foto: HMPS TP UIN RMS)