Sukoharjo – Himpunan Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan kelas penelitian tahun 2024 putaran pertama pada Sabtu 17 Februari 2024. Kelas penelitian ini rutin diadakan setiap tahun dimulai pada tahun 2020. Pada putaran pertama ini, kelas penelitian diawali dengan tema membuat proposal dan rancangan penelitian untuk mahasiswa. Acara tersebut dilaksanakan di UIN Raden Mas Said Surakarta dan dibawakan oleh Ahmad Saifuddin (dosen Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta) serta diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi.
Pada awal pemaparan materi, dosen yang akrab disapa dengan panggilan Saif tersebut menjelaskan pentingnya berpikir proporsional dalam melaksanakan penelitian. Saif meminta kepada mahasiswa untuk tidak membeda-bedakan metode penelitian dan menganggap metode penelitian yang satu lebih mudah dibandingkan metode penelitian yang lain. Selain itu, Saif juga meminta mahasiswa untuk tidak menganggap metode penelitian lebih rendah dibandingkan metode penelitian lainnya karena pada dasarnya suatu metode penelitian berpijak dari suatu paradigmanya masing-masing. Dengan dibandingkan, Saif menjelaskan bahwa membanding-bandingkan antar metode penelitian itu adalah sikap yang kurang bijak. Di awal materi Saif juga menyampaikan pentingnya berpikir secara berkesinambungan di dalam merancang dan melaksanakan penelitian sejak awal sampai akhir karena setiap bagian dari rancangan dan proposal penelitian berkaitan.
Selanjutnya, Saif menjelaskan tentang beberapa kesalahan mendasar yang sering kali dilakukan oleh mahasiswa dalam menyusun rancangan dan proposal penelitian. Misalkan, tidak memahami metode dan pendekatan penelitian secara mendalam; latar belakang masalah tidak disertai dengan data awal yang konkret dan kerangka teoritik yang jelas sehingga tidak tercipta kesenjangan penelitian yang kuat; serta mahasiswa sering melakukan asumsi-asumsi terhadap fenomena yang akan diteliti.
Pada inti materi, Saif mengawali penjelasan tentang titik tolak penelitian, yaitu berawal dari pengamatan dan pengambilan data prapenelitian terhadap fenomena yang akan diteliti kemudian menemukan kesenjangan penelitian. Dalam hal ini, Saif menjelaskan beberapa macam kesenjangan, misalkan kesenjangan antara idealitas (kerangka teoritik atau hasil penelitian terdahulu) dengan realitas (data awal/prapenelitian); knowledge gap; population gap; practical-knowledge gap; evidence gap; methodological gap; empirical gap; sampai dengan theoritical gap. Berikutnya, Saif menjelaskan cara menyusun latar belakang yang disusul dengan penyusunan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bagian berikutnya dalam proposal penelitian adalah tinjauan pustaka, landasan teori, dan kerangka berpikir. Dalam hal tinjauan pustaka, Saif menjelaskan bahwa mahasiswa jangan hanya mengoleksi penelitian terdahulu, namun juga harus menjelaskan bagaimana perbedaan penelitian yang akan dilakukan dibanding dengan berbagai penelitian terdahulu. Semakin tinggi orisinalitas penelitian, maka semakin besar kebermanfaatan penelitian. Selain itu, Saif juga menjelaskan apa saja yang harus ada dalam landasan teori beserta kegunaannya, misalkan unsur definisi dalam landasan teori berfungsi merumuskan definisi operasional; aspek atau dimensi berfungsi untuk menyusun instrumen pengukuran (dalam penelitian kuantitatif) atau panduan wawancara dan observasi (dalam penelitian kualitatif); serta faktor-faktor yang memengaruhi variabel berfungsi untuk modalitas mahasiswa untuk membahas hasil penelitian. Adapun tentang kerangka berpikir, Saif menjelaskan bahwa kerangka berpikir adalah salah satu dari inti proposal sehingga mahasiswa didorong untuk menyusun kerangka berpikir yang detail dan operasional sehingga dinamika variabel penelitian bisa terlihat.
Terkait penyusunan metode penelitian, Saif menjelaskan kepada para mahasiswa bahwa sebaiknya metode penelitian disusun secara ringkas, padat, operasional, namun argumentatif. Misalkan, mengapa mahasiswa menggunakan pendekatan kuantitatif atau kualitatif; teknik sampling apa yang digunakan dan mengapa menggunakan teknik sampling tersebut; kriteria inklusif apa saja yang dijadikan ketentuan untuk menentukan populasi dan sampel serta dari mana kriteria inklusif tersebut bisa muncul. Hal penting lainnya dalam metode penelitian adalah kesesuaian antara metode penelitian yang digunakan dengan teknik analisis data dan teknik keabsahan data. Terakhir, Saif menjelaskan bahwa penelitian harus didasarkan atas nilai moral sehingga mahasiswa penelitian bukan hanya untuk kepentingannya sendiri, namun juga kepentingan masyarakat dan tidak merugikan. Salah satu bentuk agar tidak merugikan masyarakat dan sampel penelitian adalah dengan menguasai metode penelitian secara mendalam dan melaksanakan penelitian dengan sungguh-sungguh.
(Red & Ed: Ahmad Saifuddin, Foto: HMPS Tasawuf dan Psikoterapi)