Sukoharjo — Jumat (17/11), program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Imam Bonjol Padang mengadakan kunjungan dan studi banding ke program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Kunjungan ini dilaksanakan oleh Dr. Pismawenzi, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Imam Bonjol Padang dan Syukri Al Fauzi H.Y., M.P.I. sebagai Sekretaris Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Imam Bonjol Padang serta diterima oleh Dr. Retno Pangestuti, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Jurusan Psikologi dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, Lintang Seira Putri, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, dan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog selaku dosen Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, dan beberapa dosen lain di lingkup Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta.
Dr. Pismawenzi, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari kurikulum di program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta. Kurikulum tersebut akan menjadi referensi bagi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Imam Bonjol baru didirikan tahun 2022. Kegiatan ini juga diharapkan mampu membangun networking antar program studi Tasawuf dan Psikoterapi yang nantinya mampu menciptakan kegiatan-kegiatan kerjasama lainnya. Program studi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta juga menyampaikan gambaran kurikulum dan kekhasan yang dimiliki oleh Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta.
Lintang Seira Putri, M.A. dan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog yang hadir turut menjelaskan penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta, misalkan dalam kegiatan mahasiswa. Lebih lanjut, Lintang dan Saifuddin menjelaskan kurikulum Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta mencakup tiga bidang, yaitu tasawuf, psikoterapi, dan kedokteran dasar. Ketiga bidang tersebut diharapkan bisa membekali mahasiswa kemampuan integrasi sehingga mahasiswa mampu berpikir secara holistik dan menciptakan terapi tasawuf yang relevan. Selain itu, kurikulum tersebut juga menjadi dasar untuk menyusun roadmap penelitian dan pengabdian. Sehingga, hasil penelitian dan pengabdian pun bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
(Red & Foto: Lintang)