Sukoharjo — Mahasiswa merupakan individu yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi tidak hanya berasal dari daerah setempat, melainkan juga berasal dari daerah lain dari sebuah negara atau bahkan berasal dari negara yang berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan adanya permasalahan penyesuaian diri pada mahasiswa yang merantau ke suatu daerah untuk berkuliah di suatu perguruan tinggi. Fenomena tersebut mendorong Herlina, mahasiswi program studi Tasawuf dan Psikoterapi jurusan Psikologi dan Psikoterapi fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta, untuk meneliti fenomena tersebut.
Penelitian dilakukan di bawah bimbingan Dr. Nurisman. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi tersebut menghasilkan bahwa penyesuaian diri pada mahasiswa rantau dari luar pulau Jawa yang berkuliah di UIN Raden Mas Said Surakarta terdiri dari dua aspek. Pertama, aspek penyesuaian diri personal. Aspek tersebut berkaitan dengan penyesuaian diri individu terkait pola pikir dan sikapnya di daerah rantau. Kedua, aspek penyesuaian diri sosial. Aspek ini berkaitan dengan cara individu bersosialisasi sebagai cara untuk menyesuaikan diri di daerah rantau. Selain itu, penelitian ini juga mengungkap faktor penyebab terjadinya keterkejutan budaya (culture shock) pada diri mahasiswa.
Penelitian tersebut berhasil dipertahankan di depan dewan penguji, Dr. Zainul Abas, M.Ag. dan Siti Fathonah, S.Th.I., M.A., pada Jumat (22/04). Keberhasilannya mempertahankan penelitiannya tersebut membuatnya menjadi lulusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Mas Said Surakarta yang ke-22 dan berhak menyandang gelar Sarjana Agama di bidang Tasawuf dan Psikoterapi.
(Red: Ahmad Saifuddin, Foto: Pinterest)