Semarang — Kamis (30/9) program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). KKL merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester 7 guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu terkait dengan cara belajar langsung kepada ahlinya. KKL pada tahun 2021 ini diadakan di Griya Sehat Syafaat (GRISS) 99 Semarang dan diikuti oleh 19 mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta semester 7. Griya Sehat Syafaat (GRISS) 99 Semarang merupakan sebuah klinik yang berfokus pada penyembuhan dengan metode integratif yang melibatkan perspektif tasawuf, kedokteran timur dan barat, filsafat, dan psikologi. GRISS 99 Semarang didirikan oleh alumni kedokteran Universitas Diponegoro, Mustamir, S.Ked.
KKL dimulai pada Kamis (30/9) pukul 07.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dari IAIN Surakarta menuju GRISS 99 Semarang, rombongan KKL dan dosen pembimbing sampai di GRISS 99 Semarang. Acara KKL di GRISS 99 diawali dengan sambutan dari program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta yang disampaikan oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog. Selanjutnya, acara inti dengan narasumber Mustamir, S.Ked. Pada awalnya, Mustamir, S.Ked. menjelaskan latar belakangnya didirikannya GRISS 99 Semarang. Kemudian, Mustamir, S.Ked. menjelaskan tentang konsep sufi healing. Konsep sufi healing ini melibatkan berbagai komponen dalam diri manusia, misalkan qalb, nafs, ‘aql, dan jism. Selain itu, Mustamir, S.Ked. juga menjelaskan tentang alur pemeriksaan sufi healing. Alur dan prosedur tersebut diawali dengan pemeriksaan yang melibatkan pemeriksaan fisik, emosi, dan respons terhadap yang dirasakan pada fisik dan emosi. Alur selanjutnya adalah diagnosis terhadap hasil pemeriksaan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis utama dan diagnosis pembanding. Setelah diagnosis selesai, prosedur berikutnya adalah memberikan terapi. Terapi tersebut terbagi menjadi dua. Pertama, terapi utama yang terdiri dari ritual peribadatan dalam Islam, misalkan ruqyah, salat, membaca Al-Qur’an, membaca zikir, sedekah, dan ritual lainnya. Kedua, terapi pelengkap. Terapi pelengkap ini merupakan terapi yang menjadi pelengkap dari terapi utama dan disesuaikan dengan jenis gangguan yang dialami oleh klien. Misalkan, terapi pijat atau akupresur, akupuntur, bekam, dan terapi sejenis lainnya. Mustamir, S.Ked. menekankan bahwa dalam memilihkan jenis terapi, terapis sufi healing harus cermat dan teliti. Misalkan, ketika memilihkan jenis ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh klien, terapis sufi healing hendaknya memberikan semacam ujicoba kepada klien dengan cara membacakan ayat Al-Qur’an kepada klien serta menanyakan dan mengamati respons fisik dan emosi yang didapatkan oleh klien. Jika klien menunjukkan respons negatif terhadap ayat tertentu, maka ayat tersebut hendaknya tidak diberikan karena tujuan utama pembacaan ayat Al-Qur’an adalah untuk ketenangan jiwa. Dengan demikian, ayat yang digunakan dalam ruqyah adalah ayat yang memunculkan kesan dan respons positif pada diri klien.
Selepas pemaparan materi, Mustamir, S.Ked. kemudian mempraktikkan salah satu jenis terapi sufi healing, yaitu akupresur. Mustamir, S.Ked. menjelaskan titik-titik dalam diri manusia yang dapat digunakan untuk penyembuhan, baik gangguan fisik maupun psikis. Penjelasan yang ilmiah dan sistematis menyebabkan para mahasiswa menyimak penjelasan dan praktik dengan antusias. Setelah menyimak penjelasan dan praktik tersebut, mahasiswa diajak oleh Mustamir, S.Ked. untuk melihat-lihat ruang terapi dengan harapan dapat memberikan gambaran yang jelas bagi mahasiswa apabila kelak mahasiswa membuka praktik terapi sufi healing. KKL di GRISS 99 Semarang berakhir pada pukul 12.30 WIB ditandai dengan pertukaran kenang-kenangan. Mustamir, S.Ked. selaku pihak GRISS 99 Semarang memberikan sejumlah buku dan modul praktik sufi healing yang kemudian akan dijadikan koleksi perlengkapan laboratorium Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta. KKL kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi cabang GRISS 99 Semarang di Masjid Agung Jawa Tengah pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
(Red/Foto: Ahmad Saifuddin – Sekretaris Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta)