Sukoharjo — Kamis (22/07), program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta mengadakan pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) secara daring pada pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB. Pembekalan tersebut dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta (Dr. Islah, M.Ag.), Ketua Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta (Supriyanto, M.Ud.), Sekretaris Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta (Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog), seluruh mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta angkatan 2018 yang berjumlah 19 mahasiswa, dan para dosen pembimbing. Adapun narasumber pembekalan PPL tersebut adalah Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog (Ketua Program Studi Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Surakarta). PPL program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta dilaksanakan pada 1 Agustus 2021 sampai dengan 25 September 2021. Pada PPL tersebut, mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi diwajibkan mencari permasalahan mental dan spiritual kemudian menanganinya dengan psikoterapi dan psikoedukasi yang tepat dan integratif. Hasil dari PPL nantinya adalah esai yang dibukukan.
Awal acara, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Dr. Islah, M.Ag. memberikan sambutan yang berisi dorongan bagi mahasiwa program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta untuk mengoptimalkan teknologi dan keterampilannya dalam menangani kasus atau gangguan mental dan spiritual di masyarakat, terutama dalam konteks dampak pandemi Covid-19. Selain itu, Dr. Islah, M.Ag. juga mendorong mahasiswa program studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta untuk menerapkan aspek dan nilai tasawuf dalam penanganan kasus.
Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog sebagai narasumber menjelaskan tentang prosedur dan mekanisme psikoterapi dan psikoedukasi. Psikoterapi dapat diterapkan untuk penanganan kasus individual, sedangkan psikoedukasi dapat diterapkan untuk penanganan kasus kelompok. Meskipun demikian, secara garis besar keduanya memiliki prosedur yang sama. Pertama adalah need assesment. Need assesment adalah pengukuran untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan individu atau kelompok. Dilaksanakan dengan strategi analisis situasi (dengan wawancara dan observasi), mencari data awal (dengan wawancara dan observasi, mencari gambaran awal), menentukan rumusan masalah (diagnosis berdasarkan data awal sehingga mengetahui jenis-jenis gangguan), dan merumuskan tujuan penanganan. Kedua, kajian literatur. Kajian literatur harus disesuaikan dengan masalah, dengan menggunakan literatur terpercaya, misalkan jurnal dan buku. Kajian literatur membantu mahasiswa untuk memperkuat wawasan tentang masalah dan solusi penanganan. Misalkan, menemukan kasus stres, maka harus mencari literatur tentang definisi stres, gejala dan simtom stres, faktor penyebab stres. Dr. Lisnawati menekan mahasiswa untuk menghindari menggunakan satu literatur, namun menggunakan banyak literatur. Ketiga, pelaksanaan terapi. Pelaksanaan terapi dilakukan dengan rancangan penanganan terlebih dahulu. Mahasiswa hendaknya menyusun rancangan atau tahapan terapi yang akan dilaksanakan secara baik berdasarkan referensi yang valid. Setelah rancangan dibuat, baru dilaksanakan. Rancangan penanganan hendaknya dilaksanakan seideal mungkin. Keempat, evaluasi dan refleksi. Mengevaluasi terapi yang dilaksanakan dengan pengukuran sederhana. Selain itu, Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog juga menjelaskan tentang mekanisme pembuatan esai berdasarkan kinerja PPL sehingga PPL bisa melahirkan buku atau artikel.
Di akhir sesi, Dr. Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psikolog mengadakan dialog kepada para mahasiswa sebagai upaya untuk mengenali lokasi PPL, kondisi masyarakat di lokasi PPL, beserta permasalahan yang ditemukan. Dengan dialog tersebut, diharapkan mahasiswa sudah memperoleh gambaran awal dan rencana awal untuk melaksanakan PPL, sehingga memantapkan mahasiswa untuk melaksanakan PPL secara optimal.
(Foto & Red: Ahmad Saifuddin – Sekretaris Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Surakarta)