Boyolali — Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada hari Ahad, 28 Maret 2021 yang dilaksanakan di Jati Sari, Sobokerto, Ngemplak, Boyolali. Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut diikuti oleh ibu-ibu pengajian Jati Sari sebagai peserta sejumlah 30 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang selalu diadakan oleh Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda mengikuti analisis kebutuhan masyarakat setempat. Tema yang diangkat pada pengabdian tahun ini adalah “Penguatan Ketahanan Keluarga Melalui Nilai-Nilai Sufistik” yang berlangsung di salah satu rumah warga, yaitu Bapak Pamuji. Acara tersebut berlangsung dari pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB dengan narasumber dosen program studi Tasawuf dan Psikoterapi yaitu Dr. Zainul Abas, M.Ag., Lintang Seira Putri, M.A., dan Isnanita Noviya Andriyani, S.Pd.I., M.Pd.I. Kegiatan ini juga melibatkan empat mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi, sehingga mahasiswa mampu belajar cara berkontribusi terhadap masyarakat melalui ilmu yang mereka dapatkan di bangku perkuliahan. Keempat mahasiswa tersebut adalah Helenna Kartika Sari, Luthfiyah Zatta Dini, Angela Syifa Salsabila, dan Erry Ardiana.
Tema pengabdian masyarakat ini dipilih karena keluarga merupakan pilar penting dalam suatu bangsa yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Lintang Seira Putri, M.A. menyampaikan bahwa banyak permasahan baik sosial ekonomi yang terjadi karena berawal dari permasalahan kecil dalam lingkup keluarga. Ketahanan keluarga merupakan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga dalam menyelesaikan permasalahan yag dihadapi sesuai dengan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan pada keluarga tersebut. Keluarga yang tidak sehat akan memberikan dampak pada anggota keluarganya sehingga menjadi individu yang bermasalah atau memiliki perilaku yang tidak baik. Keluarga yang sehat dan tangguh bukanlah keluarga yang tidak memiiki tantangan ataupun masalah, tetapi keluaga yang tangguh adalah keluarga yang bisa mengatasi permasalahan serta menghadapi peubahan yang ada. Lintang Seira Putri, M.A. menyampaikan bahwa terdapat beberapa komponen karakteristik ketahanan keluarga yaitu apresiasi dan afeksi, komunikasi yang positif, waktu yang menyenangkan,kemampuan mengelola stress, komitmen, dan spiritual well-being. Penanaman nilai-nilai sufistik dapat menjadi bagian dari komponen spiritual well-being agar sebuah keluarga menjadi lebih sehat dan tangguh.
Isnanita Noviya Andriyani, S.Pd.I., M.Pd.I. melengkapi penjelasan melalui perspektif latar belakang perilaku sufistik yang terdiri dari dorongan agama yang menekankan tingkah laku psikologis yang positif dan dorongan agama untuk melaksanakan ibadah dengan memperhatikan aspek batiniah. Nilai sufistik juga diperoleh melalui penyatuan tiga pilar pokok ajaran islam yaitu iman, islam, dan ihsan. Perbuatan yang baik akan diterima Allah SWT ketika didasarkan pada tauhid (iman) dan dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Allah (islam), serta dilakukan semata-mata hanya karena Allah (ihsan). Manifestasi spiritualitas melalui nilai-nilai sufistik akan membantu individu dalam mengelola pikiran dan perasaan. Merawat kesehatan mental keluarga agar tetap positif dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama dengan menjaga kesehatan fisik, nutrisi, spiritual dan pola hidup yang sehat. Kedua, berdiskusi bersama pasangan dan anak-anak untuk menjadi individu yang produktif. Ketiga, bersikap toleransi terhadap perbedaan antara anggota keluarga satu dengan yang lainya.
(Foto: Tim Pengabdian Masyarakat, Red: Lintang Seira Putri)